( Posting inih untuk memenuhi hasrat dan keingintahuan penggemar motor honda yang selalu penasaran, sekaligus memuaskan pemburu motor jadul yang nyasar ke Blog Jelek dan Sesat inih. Disamping ituh, kebetulan sayah udah lama ndak nulis soal otomotip, salah satu kesukaan sayah dalam “merusak” produk jepang ).
Beginih jamaah sekalian. Sayah tau kalo banyak diantara situh ndak suka otomotip. Terutama kaum peuyeumpuannya. Padahal ngerti-ngerti dikit itu ada baeknya lhoo… Kebetulan yang sayah tampilin di sinih kebanyakan “ngerusak” kendaraan. Benul juga seh, kurang bagus untuk pengetahuan. Heheh…
Kali inih yang di oprek adalah honda CB 1oo. Inih produk ada di indonesa sejak 1974 kalo ndak salah. Populasinya banyak banged. Ya iya lah… Wong saat itu motor honda ya cuman CB, 90, dan bebek. Hahahahah….
Woke, tukang opreknya adalah ROBOT motor di jalan Godean, Jogja. Cuman sejengkal dari perempatan godean-ring road. Sebenernya inih bengkel menangani semua motor. Tapi yang punya bengkel, sang juragan Robby hobby banged ngerusak motor. Inih adalah motor yang dijadikan maskot bengkelnya. Pekerjaan sangat detil, dengan menggunakan material kelas satu.
Ciri dari Cafe Racer adalah Jok tipis dengan bentuk bokong tawon di buritan, tanki model agak kotak memanjang, ban gambot muka – belakang, stang datar rada mbaplang, lampu depan bulet, dan mesin bertenaga gila.
Karena pengerjaan yang ciamik bin rapi jali, order mulai berdatangan. Di bengkelnya ada 5 Honda CB 100 berbagai tahun pembuatan, menunggu sentuhan tangan dinginnya untuk dioprek sesuai keinginan pemesan. Ubahan pada motor jadul seharga 2.5 juta dengan ongkos modif sebesar 12.5 juta ini adalah;
Hanya menyisakan karter dan gear box. Juga sedikit potong chassis. Karena butuh bantingan yang nyaman, maka Shock Breaker depan dicomot dari Kawak Ninja. Shock Breaker belakang After Market, dan Swing Arm belakang milik adiknya, GL PRO.
Yang paling heboh adalah ubahan pada blok mesin. Seperti kita tau bersama, Honda motor endonesa sangat pelit teknologi pada produk-produknya. Untuk mendongkrak tenaga, Robby melakukan ubahan yang cukup ekstrim. Yaitu mengganti blok silinder dengan blok Suzuki Satria FU 150 yang udah mengusung teknologi DOHC. Udah gitu, masih di oversize 50.
.
.klik untuk memperbesar
Untuk mengimbangi kapasitas ruang bakar yang besar, Robby juga memasang karburator KOSO ( lupa, 31 apa 32 yah..?? ) untuk memasok bengsin dalam jumlah yang lebih besar ke ruang pembakaran. Namanya juga modif. Jadi ndak usah nanya pemakaian bengsin boros apa irit. Mesin inih juga udah mengadopsi CDI.
.
.
.klik untuk memperbesar
Sedangkan untuk memudahkan menstarter mesin, dicomot milik Honda GL NeoTech, lengkap satu set sampe ke tutup sampingnya. Untuk memodifikasinya, ndak terlalu sulit.
.
.
.
.klik untuk memperbesar
Sekedar asesori tambahan, Foot Step menggunakan jenis titanium, produk After Market bermerek Yoshimura. Sedangkan accu menggunakan jenis kering, semata-mata males kalo bikin kotor karena sifat aki basah yang korosif.
.
.
.klik untuk memperbesar
Dengan semua ituh, dipadu kenalpot aselinya yang dibobok menjadi Free Flow, membuat gelegar suaranya cempreng nge pret khas mesin DOHC. Saat sayah coba ngegas di Ring Road Utara, kecepatan dari nol ke 140 km/ jam sangat mudah diraih. Masih terasa ada sisa di handle Grip Gas, tapi sayah ndak nyoba. Maklum, udah uzur…
>> Berminat mbikin maenan inih, Ki Sanak…???
2009 November 18
..
( Posting inih untuk memenuhi hasrat dan keingintahuan penggemar motor honda yang selalu penasaran, sekaligus memuaskan pemburu motor jadul yang nyasar ke Blog Jelek dan Sesat inih. Disamping ituh, kebetulan sayah udah lama ndak nulis soal otomotip, salah satu kesukaan sayah dalam “merusak” produk jepang )
Beginih jamaah sekalian. Sayah tau kalo banyak diantara situh ndak suka otomotip. Terutama kaum peuyeumpuannya. Padahal ngerti-ngerti dikit itu ada baeknya lhoo… Kebetulan yang sayah tampilin di sinih kebanyakan “ngerusak” kendaraan. Benul juga seh, kurang bagus untuk pengetahuan. Heheh…
Kali inih yang di oprek adalah honda CB 1oo. Inih produk ada di indonesa sejak 1974 kalo ndak salah. Populasinya banyak banged. Ya iya lah… Wong saat itu motor honda ya cuman CB, 90, dan bebek. Hahahahah….
Woke, tukang opreknya adalah ROBOT motor di jalan Godean, Jogja. Cuman sejengkal dari perempatan godean-ring road. Sebenernya inih bengkel menangani semua motor. Tapi yang punya bengkel, sang juragan Robby hobby banged ngerusak motor. Inih adalah motor yang dijadikan maskot bengkelnya. Pekerjaan sangat detil, dengan menggunakan material kelas satu.
Ciri dari Cafe Racer adalah Jok tipis dengan bentuk bokong tawon di buritan, tanki model agak kotak memanjang, ban gambot muka – belakang, stang datar rada mbaplang, lampu depan bulet, dan mesin bertenaga gila.
Karena pengerjaan yang ciamik bin rapi jali, order mulai berdatangan. Di bengkelnya ada 5 Honda CB 100 berbagai tahun pembuatan, menunggu sentuhan tangan dinginnya untuk dioprek sesuai keinginan pemesan. Ubahan pada motor jadul seharga 2.5 juta dengan ongkos modif sebesar 12.5 juta ini adalah;
Hanya menyisakan karter dan gear box. Juga sedikit potong chassis. Karena butuh bantingan yang nyaman, maka Shock Breaker depan dicomot dari Kawak Ninja. Shock Breaker belakang After Market, dan Swing Arm belakang milik adiknya, GL PRO.
Yang paling heboh adalah ubahan pada blok mesin. Seperti kita tau bersama, Honda motor endonesa sangat pelit teknologi pada produk-produknya. Untuk mendongkrak tenaga, Robby melakukan ubahan yang cukup ekstrim. Yaitu mengganti blok silinder dengan blok Suzuki Satria FU 150 yang udah mengusung teknologi DOHC. Udah gitu, masih di oversize 50.
.
.klik untuk memperbesar
Untuk mengimbangi kapasitas ruang bakar yang besar, Robby juga memasang karburator KOSO ( lupa, 31 apa 32 yah..?? ) untuk memasok bengsin dalam jumlah yang lebih besar ke ruang pembakaran. Namanya juga modif. Jadi ndak usah nanya pemakaian bengsin boros apa irit. Mesin inih juga udah mengadopsi CDI.
.
.
.klik untuk memperbesar
Sedangkan untuk memudahkan menstarter mesin, dicomot milik Honda GL NeoTech, lengkap satu set sampe ke tutup sampingnya. Untuk memodifikasinya, ndak terlalu sulit.
.
.
.
.klik untuk memperbesar
Sekedar asesori tambahan, Foot Step menggunakan jenis titanium, produk After Market bermerek Yoshimura. Sedangkan accu menggunakan jenis kering, semata-mata males kalo bikin kotor karena sifat aki basah yang korosif.
.
.
.klik untuk memperbesar
Dengan semua ituh, dipadu kenalpot aselinya yang dibobok menjadi Free Flow, membuat gelegar suaranya cempreng nge pret khas mesin DOHC. Saat sayah coba ngegas di Ring Road Utara, kecepatan dari nol ke 140 km/ jam sangat mudah diraih. Masih terasa ada sisa di handle Grip Gas, tapi sayah ndak nyoba. Maklum, udah uzur…
>> Berminat mbikin maenan inih, Ki Sanak…???
http://mbelgedez.com/2009/11/18/honda-cb-100-cafe-racer/
TANGKI NYA??
BalasHapus