Judul : Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Penulis : Tjahja Gunawan Diredja
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara
Tahun Terbit : 30 Juni 2012
Tebal : xvi + 384 h; 15 cm x 23cm
ISBN : 978-979-709-650-2
Buku
ini ditulis Tjahja Gunawan Diredja wartawan harian kompas. Buku ini
diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, pendiri dan pemimpin umum
harian Kompas. “saya termasuk orang yang mudah kagum dan mudah
mengapresiasi anak muda yang sukses, anak muda yang kesuksesannya
dirintis, dikembangkan, dan diperoleh berkat kerja keras, bekerja
tuntas, jujur, punya komitmen, dan sedikit banyak di gerakkan ambisi”.
Itulah petikan kalimat pengantar Jakob Oetama bahwa sosok Chairul
Tanjung (CT) adalah pemuda yang memulai bisnisnya dengan kerja keras,
ikhlas, dan jujur. Hal ini dirasa tidak berlebihan karna pada buku
biografi yang bertajuk ‘Chairul Tanjung Si Anak Singkong’ yang
diluncurkan tepat di usianya yang menginjak 50 tahun di paparkan
bagaimana kehidupan seorang CT yang memulai usaha dari menjual es mambo
untuk menambah biaya sekolah sampai mampu membangun kawasan wisata dan
bisnis terpadu. Tidak banyak yang mengetahui perjalanan hidup Chairul
Tanjung yang sesungguhnya. Bung CT dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16
Juni 1962. Dia adalah seorang pengusaha Indonesia yang menempati urutan
ke-18 dalam daftar warga negara Indonesia terkaya. Beliau adalah Ketua
dan pendiri CTCorp.
Buku
ini diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi
ekonomi keluarga, waktu kecil CT tinggal di Gang Abu, Batutulis,
kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat pada tahun
1970-an, adalah satu diantara lokasi terkumuh di Jakarta. Keadaan
keuangan orang tua CT waktu itu terbatas tetapi CT mampu melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam
mendidik anak-anaknya. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar
dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh
dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar
anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama
kehidupan masa depan. Sang ibunda yang bernama Halimah sampai harus
menggadaikan kain halus kepunyaannya buat membiayai kuliah pertama CT di
Fakultas Kedokteran Gigi ( FKG ) kampus Indonesia ( UI ). Hal inilah
yang di jadikan CT sebagai pelatuk atau cambuk untuk bertekad tidak akan
merepotkan orang tua lagi dalam hidupnya.
Waktu
menjadi mahasiswa di FKG UI CT harus mencari uang sendiri agar dapat
membiayai keperluan kuliahnya. Dimulai membuka usaha foto copy yang
bermodalkan kepercayaan, lantas masuk ke bisnis alat-alat kedokteran
gigi untuk memenuhi keperluan rekan-rekannya, ia termasuk orang yang
jeli melihat peluang, cekatan, jujur, loyal, senang berbagi, baginya
sukses dalam hidup apabila banyak memberi manfaat bagi sesama hal ini
yang membuat ia di senangi banyak teman, dosen meski tak dapat
dipungkiri ada yang tidak suka dengannya. Sambil menggerakkan bisnis CT
juga aktif dalam urusan gerakan kemahasiswan, terbukti bahwa ia pernah
menjadi ketua Ex-officio dewan mahasiswa UI. Lantas pada 1984, ia
terpilih jadi koordinator mahasiswa se-jakarta. Pada tahun Yang sama, ia
juga terpilih jadi mahasiswa teladan tingkat nasional, mengikuti
kelompok teater, senang membac, hal ini karena CT sering menemui
perihnya kehidupan sehingga ia lebih serius dalam memandang segala
sesuatu.
Selepas
kuliah, CT sempat galau antara memilih menjadi dokter gigi atau
meneruskan jiwa bisnisnya, setelah menerima beberapa pendapat CT mantap
menapaki dunia bisnis. CT sempat membangun PT Pariarti Shindutama yang
memproduksi sepatu anak-anak buat ekspor. Kepiawaiannya membangun
jaringan membuat bisnisnya pun makin berkembang. Di bidang keuangan, ia
mengambil alih bank Karman yang kini bernama bank Mega. Di bidang bisnis
bidang penyiaran dan multimedia, ia juga berhasil membesarkan Trans tv.
Lantas membeli Tv7 dan mengubah namanya jadi Trans7. kemudian membuat
Trans Studio, satu diantaranya yaitu Trans Studio Mall yang ada di
Makassar. CT mengembangkan Para Group, kemudian pada 1 desember 2011
mengganti nama perusahaannya menjadi CT Corp. Secara umum CT Corp
terdiri atas tiga perusahaan subholding yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan
CT Global Resources. Mega Corp adalah perusahaan induk untuk jasa
keuangan yang melayani masyarakat di sektor perbankan, asuransi,
pembiayaan, dan pasar modal. Trans Corp adalah perusahaan induk yang
bergerak di bisnis media, gaya hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini,
terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans TV dan Trans 7, portal berita
Detik, dan perusahaan ritel Careefour. Selain itu juga ada perusahaan
yang bergerak di bidang makanan dan dan minuman, hotel, biro perjalanan,
dan sejumlah department store yang menyediakan kebutuhan fashion merek
terkenal dan high-end. Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan
induk yang fokus pada bisnis perkebunan.
Dinilai
berhasil di bidang bisnis, seorang konglomerat dan pemilik media massa,
CT pernah ditawari lebih dari satu petinggi buat berhimpun di
partainya. Tetapi bapak dua anak dan suami dari Anita Ratnasari ini
menolak berhimpun di partai politik. Ia pilih kukuh dan fokus jadi
entrepreneur. CT lebih tertarik berkecimpung dalam kerja-kerja sosial
yang tanpa di ikuti embel-embel kepartaian hal ini ia buktikan dengan
mendirikan Chairul Tanjung Foundation (CTF) yang menangungi
lembaga-lembaga semisal Rumah Anak Mandiri (RAM) untuk siapa pun yang
berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dalam
buku ini, CT mengungkapkan bahwa kunci sukses salah satunya adalah ibu
“bagi saya, ibu adalah segalanya.” CT percaya bahwa surga ada di telapak
kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan
ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami
sendiri,” demikian CT berpendapat. CT juga menyampaikan
pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi, menggagas visi
Indonesia 2030 dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha serta
lika-liku kehidupannya.
Kelemahan :
Buku ini memiliki kertas yang
kurang bagus warnanya kuning dan begitu tipis sehingga tidak begitu nikmat
kalau dilihat, dan begitu pula dengan cover bukunya warna kurang
begitu bagus, seharusnya menggunakan warna hijau atau biru agar pembaca dapat
tertarik.
Keunggulan :
Bahasa
penuturan yang digunakan cukup menarik untuk di baca karena sederhana dan mudah
dicerna berbagai kalangan . Buku ini memiliki cerita yang sangat menarik terutama nilai sosial yang bisa kita ambil yaknil yakni tentang anak yang sangat berbakti kepada ibunya . Ibunya menjadi motivasi untuk menjadi penyemangatnya dalamberusaha dan berjuang dan CT pun mendapatkan keberhasilannya.
CT ingin Memotivasi untuk setiap orang bahwa setiap orang bisa pengusaha bukan hanya karna faktor bakat dan warisan orang tua tetapi kerena kemampuan yang sering dilatih dan hasil perjuangan sendiri .terakhir ada satu filosofi/ideologi yang perlu di jadikan
renungan yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN
TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar